Sabtu, 11 November 2017

Makna Doa Yabes

Ketika untuk pertama kalinya saya membaca dua ayat yang membahas tentang doa Yabes di Alkitab; 1 Tawarikh 4:9-10, saya merasa heran dan penasaran mengapa Tuhan mengabulkan doa yang terdengar sangat 'egosentris' dan 'serakah' dengan mudahnya?

"Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku daripada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!"

Ayat berisi doa Yabes ini pun menjadi populer setelah dijadikan lagu yang dinyanyikan oleh Angel Pieters.

Namun karena saya percaya bahwa Firman Tuhan (Alkitab) tidak mungkin mengajarkan hal yang salah, saya meminta pertolongan Tuhan untuk memahami siapa Yabes, dan justru mendapatkan banyak pelajaran berharga dari tokoh Yabes ini.

1. Bersedia dipakai untuk rencana Tuhan


Yabes hidup pada masa ketika bangsa Israel sudah masuk ke tanah Kanaan. Ketika suku-suku Israel mendapat tanah pusaka, tidak serta merta mereka masuk ke tanah yang kosong. Banyak daerah yang masih ada penduduk aslinya. Tuhan memerintahkan setiap pemimpin suku bangsa Israel untuk memerangi bangsa asli tanah Kanaan dan 'memperluas daerah' mereka, supaya bangsa-bangsa lain melihat sendiri bahwa Allah Israel memang Allah yang terhebat dan tidak lalai menepati janji-Nya.

Dalam kenyataannya bangsa Israel sering dengan kenyamanan sehingga mereka tidak pernah menuntaskan tugas dari Tuhan tersebut. Mereka bukannya menghabisi tetapi malah membaurkan diri dengan orang-orang Kanaan yang menyembah dewa-dewa asing. Ketidaktaatan sepele tersebut adalah cikal-bakal malapetaka menyedihkan yang menimpa Israel di kemudian hari.

Yabes adalah satu di antara sekian orang yang menjiwai kemenangan yang disediakan oleh Allah. Ia ingin memperluas daerahnya, dengan kata lain ia ingin bahwa 'dirinya'-lah yang dipakai Tuhan untuk  membuktikan bahwa Allah Israel memang sanggup menepati janjinya untuk memberikan kepenuhan berkat pada umat pilihan-Nya. Ia tentunya salah satu tokoh yang berperan penting sehingga suku Yehuda memiliki daerah terluas dibanding suku-suku lainnya di Israel.

Di masa sekarang tidak semua orang percaya ingin menjadi ujung tombak Allah, meskipun Tuhan melalui Roh Kudus sudah berjanji memperlengkapi kita dengan berbagai tanda, mujizat, bahkan semua kebutuhan kita, untuk meraih kemenangan yaitu membawa jiwa kepada Yesus. Dibutuhkan penundukkan terhadap kenyamanan diri, keberanian, dan kepercayaan terhadap janji Tuhan untuk bisa memberi diri bagi rencana Tuhan seperti Yabes.

2. Percaya bahwa Tuhan lebih besar dari keterbatasan kita

Yabes memiliki nama yang berarti 'mendatangkan sakit'. Nama tersebut diberikan oleh ibunya karena ibunya melahirkan dia dengan kesakitan. Di Israel, nama anak biasa diberikan oleh ayahnya, karena itu Yabes yang mendapat nama dari ibunya kemungkinan berada dalam keluarga yang kehilangan sosok ayah (menurut beberapa penafsiran). Terlepas dari hal itu, kelahiran Yabes ternyata tidak disyukuri melainkan malah dikeluhkan oleh ibunya.

Yabes tidak menyerah ketika menghadapi kenyataan bahwa ia terlahir sebagai seorang pembawa kesukaran. Ia tidak bersungut-sungut atau menganggap itu sebagai takdir yang menentukan jalan hidupnya. Ia berdoa kepada Allah Israel, dengan sebuah seruan, ia meminta agar tangan Tuhan menyertai dan melindunginya dari malapetaka sehingga kesakitan tidak menimpanya. Ia yakin bahwa Allah bisa memutarbalikkan keadaan yang saat itu menjadi takdirnya.

Dalam hidup kita, banyak aspek dari keberadaan diri kita yang tidak sesuai dengan keinginan kita. Keadaan ekonomi, keadaan keluarga, keterbatasan fisik, keterbatasan intelektual, dan kelemahan-kelemahan lainnya seringkali menjadi alasan bagi kita untuk mengasihani diri dan tidak berjuang. Melalui kisah Yabes, kita kembali diingatkan bahwa kelemahan kita justru adalah kesempatan untuk membuat Tuhan dimuliakan melalui kita. Tanpa kisah kelahiran yang demikian pahit, keberhasilan Yabes tentu hanyalah sebuah kisah keberhasilan biasa saja yang mungkin tetap terjadi sekalipun tanpa kemurahan hati dari Allah.

3. Menjalani jalan yang sudah kita pilih hingga tuntas

Kepahlawanan dan sepak terjang Yabes memang tidak diceritakan dalam Alkitab. Namun disebutkan bahwa Allah mengabulkan permintaan Yabes, yang artinya permintaan Yabes untuk mendapatkan berkat berlimpah dan memperluas daerahnya benar-benar terwujud. Tentu saja ini berarti Yabes menuntaskan segala usaha-usaha yang dilakukannya, karena sesuai sifat Allah dalam Alkitab, Allah selalu menuntut peran serta manusia sekalipun janji kemenangan sudah di depan mata. Yabes juga dikatakan lebih dimuliakan dibandingkan saudara-saudaranya. Dengan segala yang ia sudah ia dapatkan dari Tuhan, Yabes pastilah merupakan seorang kepala keluarga yang memperhatikan kaumnya, dan memastikan mereka setia beribadah kepada Allah Israel, karena itulah ia dihormati dan dimuliakan.


Banyak orang yang berdoa kepada Tuhan, tetapi sudahkah kita melakukan usaha yang setara untuk mendapatkan hal yang kita doakan? Semua orang berdoa untuk masa depan yang cerah, namun yang mendapatkan keberhasilan pada akhirnya adalah orang yang tidak menyerah dengan segala tantangan dan ujian, melainkan terus meningkatkan kapasitas diri agar sanggup menerima berkat sebesar yang diinginkan. Keberhasilan kita adalah suatu potret pembuktian dari berdoa dan berusaha yang dilakukan berdampingan sebagai bentuk sinergi kita dengan Tuhan.

Ketika doa kita sudah dijawab oleh Tuhan, seringkali kita lupa dengan tujuan kita yang semula dan malah sibuk memuaskan diri dengan berkat tersebut. Karena itu muncul ungkapan "jangan lupa kepada sumber berkatnya karena sibuk mencari berkatnya". Ketika Allah memberkati seseorang, Allah rindu agar orang itu memuliakan Allah. 

Sebagai contoh; jangan sampai dengan harta yang Tuhan beri, kita yang tadinya bertekad membantu orang-orang miskin malah lupa karena mendapat pergaulan baru yang lebih high-class sehingga malah tidak bersyukur, merasa harta kita masih kurang, dan ingin meminta lebih dan lebih lagi.

Melalui cerita Yabes, kita diingatkan untuk membawa tujuan hidup dan masa depan kita dalam doa, menjalani jalan yang harus kita tempuh untuk mencapai ke sana dengan melalui tantangan dan ujiannya, serta mengembalikan kemuliaan kepada Allah ketika kita sudah mencapainya.

-The end-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar