Jumat, 11 Januari 2019

Rangkuman Kitab Roma

Latar belakang kitab Roma

Surat Roma ditulis oleh Paulus selama pelayanan Paulus di Korintus (akhir perjalanan misi ketiga).

Paulus telah mendengar tentang gereja di Roma, tetapi dia belum pernah ke sana. Paulus mengasihi jemaat di Roma sekalipun belum pernah bertemu. Paulus mengirim surat untuk memperkenalkan diri dan membuat suatu pernyataan iman yang jelas.

Isi kitab Roma

Dalam Injil nyata kebenaran Allah yang memimpin kepada iman. Hanya iman yang dapat menyelamatkan setiap orang percaya.

Allah menjatuhkan hukuman atas kefasikan dan kelaliman manusia. Orang yang fasik dan lalim adalah orang yang sekalipun mengenal Allah, tetapi tidak memuliakan Dia dan malah berbuat dosa. Mereka adalah pengumpat, pemfitnah, pembenci Allah, kurang ajar, congkak, sombong, pandai dalam kejahatan, tidak taat kepada orang tua, tidak berakal, tidak setia, tidak penyayang, tidak mengenal belas kasihan.

Tetapi siapapun juga manusia tidak berhak menghakimi orang lain yang menurut kita berdosa, karena kita sendiri tidak bebas dari salah. Allah tidak memandang bulu, baik kepada orang Yahudi yang mengenal hukum Taurat, maupun kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi.

Hukum Taurat dan sunat yang dipatuhi orang Yahudi tidak boleh membuat orang Yahudi merasa sombong. Tuhan menghargai orang yang benar-benar melaksanakan hukum-Nya secara rohani dan jujur di dalam hati, bukan secara jasmani agar terlihat dari luar saja.

Paulus mengajarkan konsep iman Kristen yang benar kepada jemaat di Roma, dan kepada semua orang percaya.

Kita telah "ditebus"

Semua manusia adalah orang berdosa, meskipun orang tersebut punya status yang tinggi, ataupun sering beribadah.
Dosa setimpal dengan hukuman mati.
Oleh kasih karunia Allah, dengan cuma-cuma kita ditebus dalam Kristus Yesus.

Kita telah "diperdamaikan dengan Allah"

Kristus Yesus adalah satu-satunya jalan pendamaian yang ditentukan Allah sendiri.
Kita dapat berdamai dengan Allah hanya bila kita beriman kepada Yesus.
Karena melalui pengorbanan sempurna dari Yesus, hukuman Allah terhadap dosa manusia dihapuskan.

Kita selamat bukan karena kita benar tapi karena kita "dibenarkan"

Allah membenarkan manusia yang sebenarnya "bersalah" menjadi "tidak bersalah" melalui pengorbanan Yesus. Kita harus ingat bahwa kita dibenarkan Allah bukan berdasarkan perbuatan kita yang baik, tetapi karena iman.

Kita telah "dikuduskan"

Kita tidak lagi menjadi budak dosa melainkan menjadi hamba kebenaran.
Setelah menjadi hamba Allah, kita beroleh buah yang membawa kita pada pengudusan dan nantinya pada hidup yang kekal.

Kita juga telah "dimuliakan"

Status kita telah berubah karena kita telah memiliki Roh yang baru. Tadinya kita adalah budak yang hanya mementingkan keinginan daging. Sekarang kita hidup dipimpin oleh Roh Allah dan menjadi anak-anak Allah yang bisa berseru "ya Abba, ya Bapa!"

Kita "dipilih" oleh Allah

Allah memiliki otoritas untuk memilih dan menentukan seseorang ataupun suatu bangsa untuk menggenapi rencana-Nya. Allah memilih kita dan itu semata-mata adalah kemurahan hati dari Allah sendiri, bukan karena seberapa besar usaha kita.


Paulus sedih karena banyak orang-orang Yahudi tidak kenal pada Tuhan Yesus, padahal mereka giat beribadah kepada Allah menurut tradisi hukum Taurat. Paulus rindu agar orang-orang Yahudi juga bisa menerima Yesus agar dapat diselamatkan

Hanya satu cara agar kita dapat menerima keselamatan:
  • Mengaku dengan mulut, bahwa Yesus adalah Tuhan; dan
  • Percaya dalam hati, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati
Dan keselamatan itu berlaku untuk semua bangsa, karena Allah adalah Tuhan semua orang.

Oleh karena itu kita semua diutus untuk mengabarkan kabar baik. Agar banyak orang bisa mendengar, lalu percaya, lalu berseru kepada Yesus untuk diselamatkan.


Paulus memberi petunjuk bagaimana cara hidup baru sebagai umat yang sudah ditebus dosa-dosanya dan menerima keselamatan dalam Tuhan Yesus.

Kita harus mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah. Setiap orang harus menggunakan karunia yang dimiliki untuk melayani Tuhan dengan penuh sukacita.

Kita harus saling mengasihi dan menjaga persatuan sebagai saudara. Bila ada orang yang berbuat jahat, hendaklah kita balas dengan kebaikan supaya tercipta perdamaian.

Tiap-tiap orang harus tunduk pada pemerintahan karena itu semua ditetapkan oleh Allah sendiri.

Kepada jemaat yang imannya lebih lemah dari kita, kita tidak boleh menghakimi orang tersebut. Ingatlah bahwa yang terpenting adalah berpegang pada keyakinan iman kepada Allah.

Biarlah kita menanggung saudara kita yang lebih lemah, dan selalu berusaha terlebih dahulu melayani antara satu dengan yang lain.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar