Jumat, 27 September 2024

#261 Paulus di Hadapan Mahkamah Agama (Kisah Para Rasul 22-23)

Karena kepala pasukan masih ingin mengetahui apa masalah yang membuat Paulus dibenci orang-orang Yahudi, keesokan harinya Paulus dihadapkan kepada Mahkamah Agama Yahudi.

Di hadapan anggota Mahkamah Agama, Paulus berkata: "Hai saudara-saudaraku, sampai hari ini aku tetap hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah."

Tetapi Imam Besar Ananias menyuruh orang-orang yang berdiri dekat Paulus menampar mulut Paulus.

Paulus pun berkata kepada Imam Besar Ananias: "Allah akan menampar engkau, hai tembok yang dikapur putih-putih! Engkau duduk di sini untuk menghakimi aku menurut hukum Taurat, namun engkau sendiri melanggar hukum Taurat dengan menampar aku."

Orang-orang yang hadir di situ kaget dan berkata: "Engkau mengejek Imam Besar Allah?" 

Jawab Paulus: "Hai saudara-saudara, aku tidak tahu, bahwa ia adalah Imam Besar."  

Paulus tahu, bahwa Mahkamah Agama yang walaupun sama-sama memegang hukum Taurat tetapi terbagi menjadi dua kelompok. Yang satu kelompok orang Saduki yang tidak percaya kebangkitan orang mati, tidak percaya malaikat dan roh, dan satu lagi kelompok orang Farisi yang percaya kebangkitan orang mati, percaya adanya malaikat dan adanya roh. 

Paulus berkata: "Hai saudara-saudaraku, aku adalah orang Farisi, keturunan orang Farisi. Aku dihadapkan ke Mahkamah ini, karena aku mengharapkan kebangkitan orang mati."

Karena perkataan Paulus, Mahkamah Agama menjadi terpecah karena orang-orang Farisi dan orang-orang Saduki malah jadi berdebat tentang perbedaan keyakinan mereka. 

Beberapa ahli Taurat dari golongan Farisi pun jadi membela Paulus, katanya: "Tidak ada yang salah pada orang ini! Barangkali ada roh atau malaikat yang telah berbicara kepadanya."

Karena suasana Mahkamah Agama semakin kacau dengan perdebatan orang Saduki dan orang Farisi, kepala pasukan memerintahkan untuk membawa Paulus ke markas. 

Pada malam berikutnya Tuhan datang pada Paulus dan berkata: "Kuatkanlah hatimu, sebab sebagaimana engkau dengan berani telah bersaksi tentang Aku di Yerusalem, demikian jugalah hendaknya engkau bersaksi di Roma."

Setelah hari siang, sekelompok orang-orang Yahudi yang berjumlah lebih dari 40 orang, yang sangat ingin Paulus mati, bersumpah dengan mengutuk diri, bahwa mereka tidak akan makan atau minum, sebelum mereka membunuh Paulus.

Kelompok orang-orang itu berkata pada imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi: "Kami tidak akan makan atau minum, sebelum kami membunuh Paulus.

Karena itu, hendaklah kamu dan Mahkamah Agama berkata kepada kepala pasukan supaya Paulus diperiksa lagi, sementara itu kami akan siap sedia untuk membunuh Paulus sebelum ia sampai kepada kamu."

Demikianlah kelompok orang Yahudi itu berencana membunuh Paulus dengan diam-diam. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar