Sebelumnya, Paulus dan tahanan lainnya yang dibawa oleh pasukan Kaisar menumpang sebuah kapal untuk menuju Roma. Ternyata perjalanan mereka terhambat karena angin dan cuaca yang buruk.
Ketika angin sempat bertiup pelan dari arah selatan, para anak buah kapal menyangka mereka sudah bisa berlayar lagi sesuai rencana. Karena itu, mereka mulai berlayar lagi menyusuri pantai selatan pulau Kreta.
Namun tidak lama kemudian, angin topan yang terkenal sebagai ‘Angin Timur Laut’ bertiup dari arah pulau itu.
Kapal pun terjebak di tengah angin topan dan tidak bisa dikendalikan. Jadi para anak buah kapal membiarkan kapal terbawa oleh angin.
Para anak buah kapal terus berusaha mengamankan kapal. Mereka menaikkan sekoci ke atas kapal dan memperkuat kapal dengan tali. Layar dan jangkar juga diturunkan agar kapal tidak mudah terbawa angin, karena takut kapal kandas di perairan dangkal Sirtis.
Tetapi angin topan dan gelombang masih sangat kencang menghantam kapal, sehingga para anak buah kapal membuang muatan dan peralatan ke laut supaya kapal lebih ringan.
Berhari-hari lamanya para penumpang kapal tidak melihat matahari atau bintang. Angin topan terus saja bertiup kencang, sampai akhirnya penumpang kapal tidak punya harapan lagi untuk bisa selamat.
Apalagi, selama berhari-hari itu penumpang kapal juga tidak makan.
Kemudian Paulus berdiri dan berkata: “Saudara-saudara, seandainya dulu kalian mengikuti saranku supaya tidak berlayar dari pulau Kreta, kita tidak akan mengalami bencana dan kerugian seperti ini.
Tetapi sekarang, janganlah putus asa. Karena tidak ada satu pun di antara kita yang akan mati. Hanya kapal ini saja yang hancur nanti.
Tadi malam, aku didatangi oleh malaikat utusan Allah yang berkata: 'Paulus, jangan takut. Kamu pasti akan menghadap Kaisar. Dan Allah berjanji bahwa semua orang yang berlayar denganmu akan selamat.' "
Sampai malam keempat belas, kapal masih diombang-ambingkan angin topan di tengah Laut Adria. Lalu pada tengah malam para anak buah kapal bisa merasakan bahwa kapal sedang mendekati suatu daratan. Mereka memeriksa kedalaman laut dengan menjatuhkan batu bertali, dan benar saja, mereka semakin dekat daratan.
Karena takut kapal terkandas pada batu karang, para anak buah kapal memperlambat laju kapal, sambil berharap supaya hari cepat pagi.
Tetapi waktu itu para anak buah kapal berniat kabur ke daratan dengan sekoci meninggalkan kapal dan segala isinya.
Maka Paulus berkata kepada Yulius dan tentara-tentaranya agar mencegah para anak buah kapal meninggalkan kapal, katanya: “Kalau anak buah kapal itu meninggalkan kapal, kita semua tidak akan selamat.”
Jadi para tentara pasukan Yulius memotong tali-tali sekoci dan membuangnya ke laut.
Menjelang pagi, Paulus mendesak semua penumpang untuk makan dan meyakinkan semua orang bahwa mereka akan selamat.
Lalu Paulus mengambil roti dan mengucap syukur kepada Allah. Paulus pun memecah-mecahkan roti itu, mengambil sebagian dan mulai makan.
Lalu semua orang menjadi bersemangat lagi dan ikut makan bersama Paulus. Di kapal itu total ada dua ratus tujuh puluh enam orang.
Ketika matahari sudah terbit, anak buah kapal melihat daratan yang tidak dikenal, tetapi di situ ada teluk yang berpantai. Jadi para anak buah kapal mencoba membawa kapal mendarat di pantai pulau itu dengan hati-hati.
Tetapi di suatu tempat yang dangkal, tiba-tiba kapal menabrak pasir sehingga terkandas. Bagian depan kapal terbentur dengan sangat keras ke pasir dan tertahan, sedangkan bagian belakang kapal mulai hancur dihantam ombak.
Pada waktu itu, tentara-tentara berencana untuk membunuh semua tahanan supaya tidak ada yang berenang ke darat dan melarikan diri.
Tetapi Yulius mau menyelamatkan Paulus. Maka ia melarang tentara mencelakai tahanan dan memerintahkan supaya orang-orang yang bisa berenang lebih dulu terjun ke laut dan berenang ke daratan.
Sedangkan penumpang lain yang tidak bisa berenang disuruh berpegangan pada papan-papan pecahan kapal atau benda-benda lain yang mengapung.
Dengan mengikuti instruksi Yulius, semua penumpang kapal bisa sampai di pantai dengan selamat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar