Sabtu, 07 Desember 2024

#268 Paulus di Roma (Kisah Para Rasul 28)

Sesudah tiga bulan Paulus di Pulau Malta, rombongan Paulus berangkat lagi dengan sebuah kapal dari Aleksandria yang selama musim dingin berada di pulau Malta.

Lalu kapal singgah di kota Sirakusa (di pulau Sisilia) dan tinggal di sana selama tiga hari.

Dari situ kapal berlayar ke seberang dan tiba di kota Regium (di ujung provinsi Italia). Besoknya, angin dari selatan bertiup, sehingga kapal bisa berlayar ke utara dan sampai ke kota Putioli pada hari berikutnya.

Di kota Putioli Paulus bertemu dengan beberapa orang saudara seiman. Mereka meminta Paulus dan teman-temannya menginap di rumah mereka selama tujuh hari. Kemudian Paulus dan teman-temannya melanjutkan perjalanan dan tiba di Roma.

Saudara-saudara seiman di kota Roma sudah mendengar berita bahwa Paulus dalam perjalanan ke kota itu. Mereka datang sampai ke Forum Apius dan Tres Taberne untuk menjemput Paulus. Ketika Paulus melihat jemaat Roma itu, dia bersyukur kepada Allah dan hatinya dikuatkan.

Sesudah Paulus tiba di Roma, pertama-tama perwira Yulius menyerahkan para tahanan kepada komandan di markas. Kemudian keluarlah keputusan yang memberi izin kepada Paulus untuk tinggal sendiri, dengan selalu dijaga oleh seorang tentara.

Tiga hari kemudian, Paulus mengundang para pemimpin orang Yahudi yang ada di Roma untuk menemui dia dan menjelaskan kedatangannya. Sesudah mereka berkumpul, dia berkata kepada mereka, “Saudara-saudara, walaupun aku tidak berbuat sesuatu yang melawan hukum dan adat Yahudi, orang Yahudi di Yerusalem menangkap aku dan menyerahkan aku ke tangan para penguasa Romawi.

Pejabat-pejabat kerajaan Romawi tidak menemukan kesalahan padaku. Tetapi karena orang Yahudi tidak mau aku dibebaskan, aku terpaksa memohon supaya perkara ini diajukan kepada raja tertinggi Romawi.

Aku ingin berbicara dengan kalian, karena sebenarnya, aku dirantai seperti ini justru karena keyakinan akan semua janji Allah kepada nenek moyang kita orang Yahudi.”

Lalu orang-orang Yahudi di Roma menjawab, “Kami belum menerima surat dari provinsi Yudea tentang kamu. Juga belum ada orang Yahudi dari sana yang datang membawa berita atau menceritakan hal buruk tentang kamu.

Tetapi kami ingin mendengar langsung darimu tentang keyakinanmu itu. Karena kami tahu bahwa di mana-mana, orang berbicara menentang aliranmu itu.”

Lalu mereka menentukan waktu untuk bertemu lagi dengan Paulus. Dan pada hari yang ditetapkan itu, lebih banyak orang Yahudi yang datang berkumpul di rumah tempat Paulus menginap. Dari pagi sampai malam Paulus menjelaskan dan bersaksi kepada mereka tentang kerajaan Allah. Paulus juga berusaha meyakinkan mereka untuk percaya kepada Yesus dengan menggunakan ayat-ayat dari hukum Taurat dan tulisan para nabi.

Ada dari antara orang-orang Yahudi itu yang menjadi percaya karena penjelasan Paulus. Tetapi ada juga yang tidak percaya.

Paulus pun berkata, “Memang tepat sekali apa yang dikatakan oleh Roh Kudus melalui Nabi Yesaya kepada nenek moyang kita! TUHAN berkata bahwa bangsa ini sudah menjadi keras kepala.

Jadi, karena kalian orang Yahudi tidak mau mendengarkan berita keselamatan dari Allah, maka kalian harus tahu bahwa sekarang Allah sudah mengirim berita itu kepada bangsa-bangsa yang bukan Yahudi, dan mereka pun mau menerimanya.”

Sesudah Paulus berkata demikian, orang-orang Yahudi itu pun bubar sambil berdebat karena terjadi perbedaan pendapat di antara mereka.

Setelah itu, selama dua tahun penuh, Paulus tinggal di rumah yang dia sewa sendiri. Paulus menerima semua orang yang datang untuk mengunjunginya dan mengajar tentang Yesus Kristus dan Kerajaan Allah. Paulus juga memberi semangat dan pengajaran dengan surat untuk gereja-gereja di Kolose, Efesus, dan Filipi.

Pada zaman itu, Roma adalah kota pusat pemerintahan dan perdagangan dunia, sehingga banyak orang berkumpul di sana. Walau dalam tahanan, Paulus tetap memberitakan tentang kerajaan Allah dan Tuhan Kristus Yesus dengan penuh keberanian dan tanpa halangan dari siapa pun, dan dari situ Injil bisa tersebar ke seluruh dunia. 

Minggu, 24 November 2024

#267 Paulus di Pulau Malta (Kisah Para Rasul 28)

Sebelumnya kapal yang dinaiki oleh Paulus dan para tahanan Kaisar kandas di sebuah pulau dalam perjalanan menuju Roma. Tetapi meskipun kapal hancur, semua penumpang dapat menyelamatkan diri. 

Sesudah semua penumpang kapal berhasil sampai di daratan, mereka baru tahu dari penduduk setempat bahwa pulau itu bernama Malta.

Penduduk pulau Malta menerima dan menolong penumpang kapal dengan sangat baik. Para penduduk menyalakan api unggun agar penumpang kapal bisa menghangatkan badan, karena hujan masih turun dan cuaca amat dingin.

Ketika Paulus mengumpulkan ranting-ranting kayu dan menaruhnya ke atas api, seekor ular beracun yang bersembunyi di dalam kayu itu keluar karena panasnya api, lalu menggigit tangan Paulus. Gigitannya menancap kuat sampai ular itu tidak terlepas dari tangan Paulus.

Melihat kejadian itu, para penduduk pulau Malta berkata satu sama lain, “Pasti orang ini adalah pembunuh, karena walaupun dia sudah selamat dari bahaya di laut, ternyata Dewi Keadilan tidak membiarkan dia hidup.”

Namun Paulus mengibaskan tangannya sehingga ular itu terlepas dan jatuh ke dalam api. Paulus tidak merasa sakit apa-apa.

Penduduk pulau Malta menyangka bahwa tangan Paulus akan menjadi bengkak, atau tiba-tiba Paulus akan ambruk dan mati seketika itu juga. Tetapi sesudah cukup lama menunggu, ternyata tidak terjadi apa pun kepada Paulus. 

Maka penduduk pulau Malta berubah pikiran dan berkata, “Wah, orang ini pasti dewa!”

Tidak jauh dari tempat api unggun itu terdapat tanah milik gubernur pulau Malta, namanya Publius. 

Publius mengundang Paulus dan teman-temannya untuk menginap di rumahnya. Paulus dan teman-temannya tinggal di rumah Publius tiga hari lamanya, dan selama itu Publius bersikap sangat baik kepada Paulus dan teman-temannya. 

Pada waktu itu, ayah dari Publius sedang terbaring sakit karena demam dan diare. Paulus menjenguk ayah Publius ke kamarnya, dan ketika Paulus berdoa sambil meletakkan kedua tangannya ke atas ayah dari Publius, bapak itu langsung sembuh.

Sesudah peristiwa itu, semua orang sakit yang lain di pulau Malta berdatangan kepada Paulus, dan semuanya disembuhkan.

Karena keajaiban tersebut, penduduk Pulau Malta sangat menghormati Paulus, dan ketika tiba waktunya Paulus melanjutkan perjalanan, penduduk Pulau Malta menyediakan semua kebutuhan Paulus.

Jumat, 22 November 2024

#266 Paulus Selamat dari Kecelakaan Kapal (Kisah Para Rasul 27)

Sebelumnya, Paulus dan tahanan lainnya yang dibawa oleh pasukan Kaisar menumpang sebuah kapal untuk menuju Roma. Ternyata perjalanan mereka terhambat karena angin dan cuaca yang buruk. 

Ketika angin sempat bertiup pelan dari arah selatan, para anak buah kapal menyangka mereka sudah bisa berlayar lagi sesuai rencana. Karena itu, mereka mulai berlayar lagi menyusuri pantai selatan pulau Kreta.

Namun tidak lama kemudian, angin topan yang terkenal sebagai ‘Angin Timur Laut’ bertiup dari arah pulau itu.

Kapal pun terjebak di tengah angin topan dan tidak bisa dikendalikan. Jadi para anak buah kapal membiarkan kapal terbawa oleh angin.

Para anak buah kapal terus berusaha mengamankan kapal. Mereka menaikkan sekoci ke atas kapal dan memperkuat kapal dengan tali. Layar dan jangkar juga diturunkan agar kapal tidak mudah terbawa angin, karena takut kapal kandas di perairan dangkal Sirtis. 

Tetapi angin topan dan gelombang masih sangat kencang menghantam kapal, sehingga para anak buah kapal membuang muatan dan peralatan ke laut supaya kapal lebih ringan.

Berhari-hari lamanya para penumpang kapal tidak melihat matahari atau bintang. Angin topan terus saja bertiup kencang, sampai akhirnya penumpang kapal tidak punya harapan lagi untuk bisa selamat.

Apalagi, selama berhari-hari itu penumpang kapal juga tidak makan.

Kemudian Paulus berdiri dan berkata: “Saudara-saudara, seandainya dulu kalian mengikuti saranku supaya tidak berlayar dari pulau Kreta, kita tidak akan mengalami bencana dan kerugian seperti ini.

Tetapi sekarang, janganlah putus asa. Karena tidak ada satu pun di antara kita yang akan mati. Hanya kapal ini saja yang hancur nanti.

Tadi malam, aku didatangi oleh malaikat utusan Allah yang berkata: 'Paulus, jangan takut. Kamu pasti akan menghadap Kaisar. Dan Allah berjanji bahwa semua orang yang berlayar denganmu akan selamat.' "

Sampai malam keempat belas, kapal masih diombang-ambingkan angin topan di tengah Laut Adria. Lalu pada tengah malam para anak buah kapal bisa merasakan bahwa kapal sedang mendekati suatu daratan. Mereka memeriksa kedalaman laut dengan  menjatuhkan batu bertali, dan benar saja, mereka semakin dekat daratan. 

Karena takut kapal terkandas pada batu karang, para anak buah kapal memperlambat laju kapal, sambil berharap supaya hari cepat pagi.

Tetapi waktu itu para anak buah kapal  berniat kabur ke daratan dengan sekoci meninggalkan kapal dan segala isinya.

Maka Paulus berkata kepada Yulius dan tentara-tentaranya agar mencegah para anak buah kapal meninggalkan kapal, katanya: “Kalau anak buah kapal itu meninggalkan kapal, kita semua tidak akan selamat.”

Jadi para tentara pasukan Yulius memotong tali-tali sekoci dan membuangnya ke laut.

Menjelang pagi, Paulus mendesak semua penumpang untuk makan dan meyakinkan semua orang bahwa mereka akan selamat. 

Lalu Paulus mengambil roti dan mengucap syukur kepada Allah. Paulus pun memecah-mecahkan roti itu, mengambil sebagian dan mulai makan.

Lalu semua orang menjadi bersemangat lagi dan ikut makan bersama Paulus. Di kapal itu total ada dua ratus tujuh puluh enam orang.

Ketika matahari sudah terbit, anak buah kapal melihat daratan yang tidak dikenal, tetapi di situ ada teluk yang berpantai. Jadi para anak buah kapal mencoba membawa kapal mendarat di pantai pulau itu dengan hati-hati. 

Tetapi di suatu tempat yang dangkal, tiba-tiba kapal menabrak pasir sehingga terkandas. Bagian depan kapal terbentur dengan sangat keras ke pasir dan tertahan, sedangkan bagian belakang kapal mulai hancur dihantam ombak.

Pada waktu itu, tentara-tentara berencana untuk membunuh semua tahanan supaya tidak ada yang berenang ke darat dan melarikan diri.

Tetapi Yulius mau menyelamatkan Paulus. Maka ia melarang tentara mencelakai tahanan dan memerintahkan supaya orang-orang yang bisa berenang lebih dulu terjun ke laut dan berenang ke daratan.

Sedangkan penumpang lain yang tidak bisa berenang disuruh berpegangan pada papan-papan pecahan kapal atau benda-benda lain yang mengapung.

Dengan mengikuti instruksi Yulius, semua penumpang kapal bisa sampai di pantai dengan selamat.

Rabu, 13 November 2024

#265 Paulus Memulai Perjalanan ke Roma (Kisah Para Rasul 27)

Sebelumnya ketika diadili oleh wali negeri Perkius Festus, Paulus naik banding dan ingin perkaranya diadili oleh pemegang kekuasaan yang lebih tinggi, yaitu Kaisar. 

Karena itu, diputuskan bahwa Paulus akan berlayar ke Italia untuk menghadap Kaisar di kota Roma. 

Paulus berangkat dari Kaisarea sebagai tahanan, bersama dengan beberapa orang tahanan lain juga. Mereka diserahkan di bawah tanggung jawab seorang perwira yang bernama Yulius, dari pasukan Kaisar.

Dalam perjalanan Paulus didampingi juga oleh teman-temannya yaitu Lukas dan juga Aristarkhus, jemaat dari Tesalonika di Makedonia. 

Paulus dan rombongan yang menuju Roma pun memulai perjalanan dengan menumpang sebuah kapal yang berasal dari Adramitium, yang rutenya melalui pelabuhan-pelabuhan sepanjang pantai provinsi Asia.

Pada keesokan harinya kapal itu singgah di Sidon. Yulius memperlakukan Paulus dengan baik, dan Paulus diperbolehkan mengunjungi sahabat-sahabatnya di darat, supaya mereka dapat melengkapi keperluan Paulus.

Dari situ kapal berlayar lagi. Tetapi kapal menemui angin sakal, jadi sulit untuk tetap melalui rute seharusnya. Sehingga kapal mengambil jalan menyusur pantai sebelah utara pulau Siprus. 

Setelah melalui lautan di wilayah Kilikia dan Pamfilia, sampailah Paulus dan rombongannya di kota Mira, di wilayah Likia.

Di Mira, perwira menemukan sebuah kapal lain yang berasal dari Aleksandria dan hendak berlayar ke Italia. Rombongan Paulus pun pindah ke kapal itu. 

Selama beberapa hari berlayar, kapal yang ditumpangi Paulus hampir-hampir tidak maju dan dengan susah payah mendekati kota Knidus. 

Karena angin tetap tidak baik, kapal itu menyusur pantai Kreta melewati tanjung Salmone.

Sesudah dengan susah payah kapal melewati tanjung Salmone, sampailah kapal di sebuah tempat bernama Pelabuhan Indah, dekat kota Lasea.

Karena cuaca buruk menghambat kapal, sudah banyak waktu yang terbuang di jalan. Sehingga sudah sampai musim yang berbahaya untuk kapal berlayar. 

Sebab itu Paulus memperingatkan mereka, katanya:
"Saudara-saudara, aku lihat, bahwa pelayaran kita akan mendatangkan kesulitan dan kerugian besar, bukan saja bagi muatan dan kapal, tetapi juga bagi nyawa kita."

Tetapi perwira lebih percaya kepada jurumudi dan nakhoda kapal yang ingin terus berlayar dari pada kepada perkataan Paulus. 

Karena Pelabuhan Indah itu tidak cocok ditinggali selama musim dingin, maka sebagian besar orang di kapal setuju untuk berlayar terus dan mencoba mencapai kota Feniks untuk ditinggali selama musim dingin. 

Kota Feniks adalah sebuah pelabuhan pulau Kreta, yang lebih terlindungi daripada Pelabuhan Indah.

Pada waktu itu angin sepoi-sepoi bertiup dari selatan. Orang-orang di kapal mengira bahwa rencana mereka menuju Feniks pasti akan tercapai, sehingga mereka mulai berlayar lagi dengan menyusur pantai Kreta.

Selasa, 22 Oktober 2024

#264 Paulus Diadili oleh Perkius Festus (Kisah Para Rasul 24-26)

Setelah dua tahun, wali negeri Feliks digantikan oleh seorang bernama Perkius Festus. 

Ketika Festus berkunjung ke Yerusalem, imam-imam kepala dan orang-orang Yahudi mengadukan lagi perkara Paulus pada Festus. Festus pun memutuskan bahwa ia akan mengadili Paulus di Kaisarea. 

Ketika tiba waktunya sidang pengadilan Paulus melawan orang-orang Yahudi, ternyata banyak tuduhan berat yang dikemukakan orang-orang Yahudi tidak dapat mereka buktikan. 

Sebaliknya Paulus membela diri bahwa ia tidak bersalah. 

Tetapi Festus yang ingin menyenangkan orang Yahudi menawarkan pada Paulus: "Apakah engkau bersedia pergi ke Yerusalem, supaya engkau dihakimi di sana di hadapanku tentang perkara ini?"

Festus tahu orang Yahudi ingin Paulus dibawa dari Kaisarea ke Yerusalem. Di Yerusalem orang Yahudi akan lebih leluasa bila ingin mencelakai Paulus.

Tetapi kata Paulus: "Sekarang aku ada di pengadilan Kaisar dan memang di sini aku harus dihakimi. Engkau sendiri tahu bahwa aku tidak berbuat salah terhadap orang Yahudi.
Jadi tidak ada alasan untuk aku begitu saja diserahkan kepada orang-orang Yahudi. Oleh karena itu, aku ingin naik banding kepada Kaisar di Roma!"

Festus menjawab: "Engkau telah naik banding kepada Kaisar, jadi engkau harus pergi menghadap Kaisar."

Beberapa hari kemudian datanglah raja Agripa dengan adiknya Bernike ke Kaisarea untuk mengadakan kunjungan kehormatan kepada Festus.

Festus pun menceritakan permasalahan Paulus kepada Raja Agripa. Mendengar itu, Raja Agripa ingin Paulus dihadapkan langsung padanya. 

Keesokan harinya diadakan sidang yang dihadiri Agripa, Bernike, juga kepala-kepala pasukan dan orang-orang yang terkemuka dari kota itu. 

Festus memerintahkan supaya Paulus dihadapkan pada sidang, supaya raja dan orang-orang lainnya bisa ikut memberi penilaian: tuduhan apa yang akan dituliskan mengenai Paulus dalam surat yang akan dikirim untuk naik banding pada Kaisar. 

Maka Agripa memberi kesempatan untuk Paulus berbicara membela diri. 

Tetapi Paulus malah menggunakan kesempatan itu untuk bercerita mengenai pertobatannya dan pertemuannya dengan Yesus, dan bahwa ia menjalankan perintah Tuhan untuk memberitakan Injil juga pada bangsa-bangsa lain. Paulus juga menegaskan Injil tentang Yesus justru adalah penggenapan kitab para nabi dan kitab Musa yang dipercaya orang Yahudi: bahwa Mesias harus menderita, mati, dan bangkit kembali untuk menjadi terang bagi segala bangsa. 

Mendengar itu Festus berkata: "Engkau gila, Paulus! Ilmumu yang banyak itu membuat engkau gila."

Tetapi Paulus menjawab: "Aku tidak gila, Festus yang mulia! Aku mengatakan kebenaran dengan pikiran yang sehat!

Raja Agripa juga tahu tentang segala perkara ini. Aku yakin, semua sudah didengarnya karena semua peristiwa ini tidak terjadi secara tersembunyi."

Paulus pun bertanya pada Agripa: "Percayakah engkau, raja Agripa, kepada para nabi? Aku tahu, bahwa engkau percaya kepada mereka."

Jawab Agripa: "Hampir-hampir saja kau meyakinkan aku menjadi orang Kristen!"

Kata Paulus: "Aku mau berdoa kepada Allah supaya bukan hanya engkau saja, tetapi yang hadir di sini dan yang mendengar perkataanku juga jadi memiliki iman yang sama seperti aku."

Lalu bangkitlah raja Agripa, wali negeri Festus, serta Bernike dan semua orang yang duduk bersama-sama mereka lalu membubarkan diri. 

Sementara mereka keluar, mereka berkata seorang kepada yang lain: "Orang itu tidak melakukan sesuatu yang membuatnya harus dihukuman mati atau penjara."

Juga kata Agripa kepada Festus: "Orang itu sebenarnya sudah dapat dibebaskan sekiranya ia tidak naik banding kepada Kaisar." 

Rabu, 09 Oktober 2024

#262 Paulus Dipindahkan ke Kaisarea (Kisah Para Rasul 23-24)

Ketika Paulus sedang ditahan di markas, sekelompok orang Yahudi menyusun rencana untuk membunuh Paulus. Rencananya, imam-imam kepala dan tua-tua Yahudi akan meminta kepala pasukan untuk membawa Paulus lagi ke Mahkamah Agama, seolah-olah untuk diperiksa lebih lanjut. Tetapi sebelum sampai, komplotan orang Yahudi ini akan menghadang Paulus dan membunuhnya.

Keponakan Paulus mendengar tentang rencana orang-orang Yahudi itu. Lalu keponakan Paulus datang ke markas tempat Paulus ditahan dan memberitahukan rencana orang-orang Yahudi itu kepada Paulus.

Maka Paulus meminta keponakannya menyampaikan rencana itu pada kepala pasukan. Kepala pasukan pun menerima informasi itu. Sebelum keponakan Paulus itu pulang, kepala pasukan berpesan agar ia jangan mengatakan kepada siapapun bahwa ia telah membocorkan rencana orang-orang Yahudi pada kepala pasukan.

Kemudian kepala pasukan memerintahkan Paulus pada malam itu juga untuk dibawa dengan dikawal para prajurit berkuda dan bersenjata, kepada wali negeri Feliks di Kaisarea.

Kepala pasukan juga menulis surat kepada wali negeri Feliks untuk menjelaskan tentang keadaan Paulus. Ketika sudah sampai di Kaisarea, para pasukan berkuda menyerahkan Paulus dan surat dari kepala pasukan itu kepada wali negeri Feliks.

Surat dari kepala pasukan yang bernama Klaudius Lisias kepada wali negeri Feliks menjelaskan bahwa: 

Paulus ditangkap oleh orang-orang Yahudi dan mau dibunuh, tetapi pasukan sudah menjaga Paulus agar tetap aman karena ia adalah warganegara Roma.

Kemudian Paulus sudah dihadapkan kepada Mahkamah Agama Yahudi tetapi sebenarnya tidak ada tuduhan yang membuat Paulus layak dihukum mati atau dipenjara.

Karena ada komplotan orang Yahudi yang merencanakan membunuh Paulus, kepala pasukan Klaudius Lisias membawa Paulus kepada Feliks. Dengan demikian,orang-orang Yahudi yang masih ingin menuntut Paulus dihukum harus pergi ke Kaisarea agar tuntutannya dapat diadili oleh wali negeri Feliks.

Setelah membaca surat dari kepala pasukan, Feliks bertanya Paulus berasal dari propinsi mana. Paulus menjawab bahwa ia berasal dari Kilikia.

Maka Feliks berkata: "Aku akan memeriksa perkaramu bila orang-orang yang menuntut kamu juga telah sampai di sini."

Lalu, Paulus ditahan di istana Herodes sambil menunggu orang-orang Yahudi yang ingin menuntut Paulus datang ke Kaisarea.

#263 Paulus Diadili oleh Feliks (Kisah Para Rasul 24)

Lima hari kemudian datanglah Imam Besar Ananias, beberapa tua-tua Yahudi, dan seorang pengacara bernama Tertulus. Mereka menghadap wali negeri Feliks dan menyampaikan tuntutan mereka terhadap Paulus.

Tertulus pun menghadap Feliks dan menyampaikan tuduhan orang-orang Yahudi kepada Paulus, katanya: "Orang ini telah menimbulkan kekacauan di antara semua orang Yahudi di seluruh dunia, karena ia menganut ajaran sekte Nasrani atau Kristen.

Dia juga mencoba melanggar kekudusan Bait Allah.

Oleh karena itu kami menangkap dia dan hendak menghakiminya menurut hukum Taurat kami.

Tetapi kepala pasukan Klaudius Lisias mencegah kami menghukumnya, dan kami disuruh menghadap engkau.

Sekarang periksalah dia supaya engkau mengetahui segala sesuatu yang kami tuduhkan kepadanya."

Lalu Feliks menyuruh Paulus berbicara.

Maka Paulus berkata: "Tidak lebih dari dua belas hari yang lalu aku datang ke Yerusalem untuk beribadah.

Tidak pernah orang melihat aku sedang bertengkar atau membuat keributan dengan siapapun.

Orang-orang yang menuntut aku ini tidak punya bukti juga atas tuduhan mereka.

Tapi aku mengakui bahwa aku mengikuti Jalan Tuhan, yang mereka sebut sekte Kristen. Aku juga hidup dalam hukum Taurat Yahudi dan kitab para nabi.

Aku punya pengharapan yang sama seperti orang-orang ini, bahwa Allah akan membangkitkan orang mati.

Setelah beberapa tahun aku kembali ke Yerusalem untuk membawa pemberian untuk saudara-saudaraku dan persembahan untuk Tuhan.

Aku melakukan ibadah pentahiran di Bait Allah tanpa membuat keributan, dan beberapa orang Yahudi dari Asia melihat aku. Seharusnya mereka yang datang ke sini menuntut aku kalau mereka merasa aku bersalah.

Atau mungkin orang-orang yang menuntut aku di sini menyalahkan aku karena aku berkata bahwa aku diadili karena percaya pada kebangkitan orang mati?"
 
Mendengar perkataan Paulus, Feliks yang juga sudah tahu tentang Jalan Tuhan, yaitu kepercayaan orang Kristen, memutuskan untuk menunda keputusannya.

Ia berkata: "Kita tunggu sampai kepala pasukan Lisias sampai disini, lalu aku akan memberi keputusan."

Lalu Feliks menyuruh Paulus tetap ditahan tetapi dengan tahanan ringan dan sahabat-sahabatnya masih boleh melayani Paulus.

Beberapa hari kemudian Feliks datang mengunjungi Paulus bersama dengan istrinya, yaitu seorang Yahudi bernama Drusila. Feliks mendengarkan cerita Paulus tentang kepercayaan kepada Yesus Kristus. 

Tetapi ketika pembicaraan berlanjut ke arah tantangan untuk mengikut Yesus yaitu: kebenaran, penguasaan diri, dan penghakiman yang akan datang, Feliks menjadi takut untuk melanjutkan mendengar kebenaran itu dan berkata: "Cukuplah dahulu, apabila ada kesempatan baik, aku akan memanggil engkau lagi."

Sementara itu Feliks berharap dan menunggu Paulus akan memberi uang untuk menyuapnya agar dilepaskan, karena itu ia sering menemui Paulus untuk bercakap-cakap dengan dia.

Dua tahun pun berlalu seperti itu, dan Feliks membiarkan Paulus tetap dalam penjara karena ingin mengambil hati orang Yahudi.

Jumat, 27 September 2024

#261 Paulus di Hadapan Mahkamah Agama (Kisah Para Rasul 22-23)

Karena kepala pasukan masih ingin mengetahui apa masalah yang membuat Paulus dibenci orang-orang Yahudi, keesokan harinya Paulus dihadapkan kepada Mahkamah Agama Yahudi.

Di hadapan anggota Mahkamah Agama, Paulus berkata: "Hai saudara-saudaraku, sampai hari ini aku tetap hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah."

Tetapi Imam Besar Ananias menyuruh orang-orang yang berdiri dekat Paulus menampar mulut Paulus.

Paulus pun berkata kepada Imam Besar Ananias: "Allah akan menampar engkau, hai tembok yang dikapur putih-putih! Engkau duduk di sini untuk menghakimi aku menurut hukum Taurat, namun engkau sendiri melanggar hukum Taurat dengan menampar aku."

Orang-orang yang hadir di situ kaget dan berkata: "Engkau mengejek Imam Besar Allah?" 

Jawab Paulus: "Hai saudara-saudara, aku tidak tahu, bahwa ia adalah Imam Besar."  

Paulus tahu, bahwa Mahkamah Agama yang walaupun sama-sama memegang hukum Taurat tetapi terbagi menjadi dua kelompok. Yang satu kelompok orang Saduki yang tidak percaya kebangkitan orang mati, tidak percaya malaikat dan roh, dan satu lagi kelompok orang Farisi yang percaya kebangkitan orang mati, percaya adanya malaikat dan adanya roh. 

Paulus berkata: "Hai saudara-saudaraku, aku adalah orang Farisi, keturunan orang Farisi. Aku dihadapkan ke Mahkamah ini, karena aku mengharapkan kebangkitan orang mati."

Karena perkataan Paulus, Mahkamah Agama menjadi terpecah karena orang-orang Farisi dan orang-orang Saduki malah jadi berdebat tentang perbedaan keyakinan mereka. 

Beberapa ahli Taurat dari golongan Farisi pun jadi membela Paulus, katanya: "Tidak ada yang salah pada orang ini! Barangkali ada roh atau malaikat yang telah berbicara kepadanya."

Karena suasana Mahkamah Agama semakin kacau dengan perdebatan orang Saduki dan orang Farisi, kepala pasukan memerintahkan untuk membawa Paulus ke markas. 

Pada malam berikutnya Tuhan datang pada Paulus dan berkata: "Kuatkanlah hatimu, sebab sebagaimana engkau dengan berani telah bersaksi tentang Aku di Yerusalem, demikian jugalah hendaknya engkau bersaksi di Roma."

Setelah hari siang, sekelompok orang-orang Yahudi yang berjumlah lebih dari 40 orang, yang sangat ingin Paulus mati, bersumpah dengan mengutuk diri, bahwa mereka tidak akan makan atau minum, sebelum mereka membunuh Paulus.

Kelompok orang-orang itu berkata pada imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi: "Kami tidak akan makan atau minum, sebelum kami membunuh Paulus.

Karena itu, hendaklah kamu dan Mahkamah Agama berkata kepada kepala pasukan supaya Paulus diperiksa lagi, sementara itu kami akan siap sedia untuk membunuh Paulus sebelum ia sampai kepada kamu."

Demikianlah kelompok orang Yahudi itu berencana membunuh Paulus dengan diam-diam. 

Kamis, 19 September 2024

#260 Paulus Berbicara kepada Orang Yahudi (Kisah Para Rasul 21-22)

Ketika Paulus hendak dibawa masuk ke markas, Paulus meminta izin kepada kepala pasukan untuk boleh berbicara kepada orang-orang Yahudi yang ingin membunuhnya itu. 

Setelah mengetahui latar belakang Paulus yang merupakan orang Yahudi juga yang berasal dari kota Tarsus, kepala pasukan mengizinkan Paulus berbicara pada orang banyak itu. 

Maka Paulus berdiri di tangga dan mulai berbicara dalam bahasa Ibrani kepada orang-orang Yahudi itu:

"Hai saudara-saudara, aku adalah orang Yahudi, lahir di kota Tarsus, wilayah Kilikia. Tapi aku dibesarkan di kota Yerusalem ini; dan dididik dalam hukum Taurat di bawah pimpinan Gamaliel, sehingga aku menjadi seorang yang taat kepada Allah sama seperti kamu semua.

Dan aku telah menganiaya pengikut-pengikut Yesus sampai mereka mati; mereka kutangkap dan kuserahkan ke dalam penjara.

Baik Imam Besar maupun Majelis Tua-tua tahu apa yang sudah kulakukan itu dan mereka dapat memberi kesaksian. 

Ketika aku dalam perjalanan pergi ke Damsyik membawa surat dari Imam Besar untuk menangkap pengikut Yesus di sana, tiba-tiba ada cahaya yang mengelilingi aku dan aku mendengar suara Yesus yang aku aniaya itu. 

Yesus menyuruh aku ke Damsyik, tetapi aku menjadi buta karena cahaya itu. 
Di kota Damsyik ada seorang bernama Ananias, pengikut Yesus yang juga menaati hukum Taurat dan terkenal baik di antara orang Yahudi.

Ananias mendoakan aku dan aku dapat melihat kembali. Lalu ia menyampaikan pesan Tuhan kepadaku, katanya: Allah telah menetapkan engkau untuk mengetahui kehendak-Nya, untuk melihat Yang Benar dan untuk mendengar suara yang keluar dari mulut-Nya.

Sebab engkau harus menjadi saksi-Nya terhadap semua orang tentang apa yang kaulihat dan yang kaudengar. 

Sekarang bangunlah, berilah dirimu untuk dibaptis dan biarlah dosa-dosamu disucikan. 

Sesudah aku kembali di Yerusalem dan ketika aku sedang berdoa di dalam Bait Allah, Tuhan berkata kepadaku:

Segeralah tinggalkan Yerusalem, sebab orang-orang di sini tidak akan menerima kesaksianmu tentang Aku.

Pergilah, Aku akan mengutus engkau jauh dari sini kepada bangsa-bangsa lain."

Sesudah orang-orang Yahudi mendengar perkataan Paulus itu, mereka mulai berteriak-teriak, katanya: "Enyahkan orang ini! Ia tidak layak hidup!"

Orang banyak itu terus berteriak sambil melemparkan jubah mereka dan menghamburkan debu ke udara.

Karena itu kepala pasukan memberi perintah untuk membawa Paulus ke markas dan menyuruh perwira menanyai Paulus dengan dicambuk, supaya Paulus mengaku dan diketahui apa sebabnya orang banyak itu sangat ingin Paulus dihukum. 

Tetapi ketika Paulus mau dicambuk, berkatalah ia kepada perwira yang bertugas: "Bolehkah kamu mencambuk warganegara Roma, apalagi tanpa diadili?"

Mendengar perkataan Paulus, perwira itu melaporkan kepada kepala pasukan, katanya: "Bagaimana ini? Orang itu adalah warganegara Roma."

Maka datanglah kepala pasukan itu kepada Paulus dan bertanya: "Benarkah engkau warganegara Roma?" Jawab Paulus: "Benar."

Lalu kata kepala pasukan itu: "Aku pun menjadi warganegara Roma dengan  membayar mahal."

Jawab Paulus: "Tetapi aku mempunyai hak sebagai warganegara Roma memang karena kelahiranku."

Maka mereka yang tadinya mau mencambuk Paulus, segera mundur. Kepala pasukan pun menjadi takut karena Paulus yang ia tangkap itu ternyata adalah orang Roma. 

Minggu, 15 September 2024

#259 Paulus Ditangkap di Yerusalem (Kisah Para Rasul 21)

Sesudah beberapa hari lamanya tinggal di Kaisarea, Paulus dan teman-temannya berangkat ke Yerusalem. 

Beberapa murid dari Kaisarea yang ikut juga mengantar Paulus ke Yerusalem, membawa Paulus menumpang di rumah Manason. Manason adalah jemaat Yerusalem yang berasal dari Siprus dan sudah lama menjadi murid Yesus.

Saat Paulus dan teman-temannya tiba di Yerusalem, jemaat Yerusalem menyambut Paulus dengan senang hati. 

Keesokan harinya, Paulus dan teman-temannya mengunjungi Yakobus, pemimpin jemaat Yerusalem. Semua penatua jemaat Yerusalem juga hadir di tempat itu. 

Paulus memberi salam kepada para pemimpin jemaat Yerusalem dan semua yang hadir di sana. Lalu Paulus menceritakan dengan rinci apa yang dilakukan Allah di antara bangsa-bangsa lain dalam pelayanan Paulus.

Mendengar cerita Paulus tentang pekerjaan Roh Kudus di antara bangsa-bangsa lain, jemaat Yerusalem yang hadir di situ memuliakan Allah.

Tetapi mereka berkata kepada Paulus: "Banyak jemaat disini adalah orang Yahudi yang sudah percaya kepada Yesus. Dan sebagai orang Yahudi, mereka tetap memegang hukum Taurat. 

Ketika mendengar tentang pelayanan kepada bangsa-bangsa lain, jemaat dari latar belakang Yahudi ini jadi menyangka bahwa engkau mengajak orang-orang Yahudi yang tersebar di antara lingkungan bangsa-bangsa lain untuk melepaskan hukum Taurat Musa. 

Jadi bagaimana sekarang? Tentu mereka sudah mendengar bahwa engkau datang ke sini. 

Sebab itu pergilah bersama empat orang ini yang bernazar, dan lakukanlah pentahiran dirimu bersama mereka, supaya semua orang tahu bahwa kabar itu tidak benar, dan engkau tetap memelihara hukum Taurat."

Paulus menerima saran itu. Maka pada hari berikutnya Paulus membawa orang-orang yang bernazar itu dan mentahirkan diri bersama-sama dengan mereka, lalu masuk ke Bait Allah untuk melaporkan, kapan pentahiran selesai sehingga mereka semua akan mempersembahkan korban, sesuai tata cara ibadah nazar dan pentahiran.

Ketika masa tujuh hari dalam ibadah pentahiran itu sudah hampir berakhir, orang-orang Yahudi yang datang dari Asia melihat Paulus di dalam Bait Allah, lalu mereka menghasut rakyat untuk menangkap Paulus sambil berteriak: "Hai orang-orang Israel! Inilah orang yang di mana-mana mengajar semua orang untuk menentang hukum Taurat! Dan sekarang ia membawa orang-orang Yunani pula ke dalam Bait Allah dan menajiskan tempat suci ini!"

Orang-orang Yahudi menuduh demikian karena di kota mereka sempat melihat Trofimus dari Efesus bersama-sama dengan Paulus, sehingga orang-orang Yahudi mengira bahwa Trofimus juga ikut Paulus saat Paulus ke Bait Allah. 

Maka rakyat datang berkerumun, menangkap Paulus, dan menyeretnya keluar dari Bait Allah. 

Sementara rakyat merencanakan untuk membunuh Paulus, sampailah kabar kepada kepala pasukan, bahwa seluruh Yerusalem gempar. 

Kepala pasukan itu segera bergerak dengan prajurit-prajurit dan perwira-perwira memasuki kerumunan orang banyak itu. Ketika orang banyak melihat kepala pasukan dan prajurit-prajurit itu, berhentilah mereka memukul Paulus.

Kepala pasukan itu mendekati Paulus, menangkapnya, dan menyuruh mengikat Paulus dengan dua rantai. Kepala pasukan lalu bertanya siapakah Paulus dan apakah yang telah diperbuatnya.

Tetapi orang banyak berteriak-teriak dengan kacau sehingga kepala pasukan tidak bisa mendengar apa yang sebenarnya terjadi. 
Sebab itu ia menyuruh membawa Paulus ke markas untuk diselidiki lebih lanjut.

Banyak orang berbondong-bondong mengikuti Paulus sambil berteriak-teriak agar Paulus dihukum mati, sementara Paulus digiring untuk dibawa oleh para prajurit. 

Jumat, 13 September 2024

#258 Paulus di Tirus dan di Kaisarea (Kisah Para Rasul 21)

Sesudah Paulus berpisah dengan jemaat di Efesus, Paulus dan teman-temannya berangkat dan langsung berlayar. Mereka melalui Kos, Rodos dan Patara.

Di Patara, Paulus dan teman-temannya menaiki kapal yang menyeberang ke wilayah Fenisia. 

Setelah berlayar beberapa waktu, akhirnya Paulus dan teman-temannya sampai di kota Tirus, sebab muatan kapal harus dibongkar di kota itu.

Karena kapal singgah di Tirus, Paulus dan teman-temannya mengunjungi jemaat Tirus dan tinggal di situ tujuh hari lamanya. 

Oleh bisikan Roh, jemaat di Tirus tahu bahwa ada bahaya yang menanti Paulus di Yerusalem, sehingga mereka menasihati Paulus untuk tidak ke Yerusalem.

Tetapi Paulus tetap mau meneruskan perjalanannya. Semua jemaat Tirus pun mengantar Paulus dan di tepi pantai mereka berlutut dan berdoa. Paulus dan teman-temannya berpamitan pada jemaat Tirus dan naik ke kapal.

Dari Tirus Paulus tiba di Ptolemais dan di situ Paulus dan teman-temannya turun dari kapal. Mereka tinggal satu hari dengan jemaat di sana. 

Keesokan harinya Paulus dan teman-temannya berangkat dari Ptolemais dan tiba di Kaisarea. 

Paulus tinggal rumah Filipus, pemberita Injil, yaitu satu dari ketujuh diaken yang pernah dipilih di Yerusalem untuk melayani jemaat. 

Filipus mempunyai empat anak perempuan yang memiliki karunia untuk bernubuat. 

Setelah beberapa hari Paulus dan teman-temannya tinggal di situ, datanglah dari Yudea seorang nabi bernama Agabus. 

Agabus mengambil ikat pinggang Paulus lalu mengikat kaki dan tangannya sendiri dan berkata: "Demikianlah kata Roh Kudus: pemilik ikat pinggang ini akan diikat oleh orang-orang Yahudi di Yerusalem dan diserahkan ke dalam tangan bangsa-bangsa lain." 

Mendengar itu teman-teman Paulus dan jemaat Kaisarea meminta supaya Paulus jangan pergi ke Yerusalem.

Tetapi Paulus menjawab: "Mengapa kamu menangis dan menghancurkan hatiku?

Aku rela bukan saja untuk diikat, tetapi juga untuk mati di Yerusalem oleh karena nama Tuhan Yesus."

Karena Paulus tidak mau menerima nasihat jemaat dan teman-temannya, mereka berkata: "Jadilah kehendak Tuhan!" 

Sesudah beberapa hari lamanya Paulus dan teman-temannya tinggal di Kaisarea, mereka berkemas lalu berangkat ke Yerusalem.

Minggu, 01 September 2024

#257 Paulus Berpisah dengan Penatua Jemaat Efesus (Kisah Para Rasul 20)

Paulus yang sedang di Miletus telah memutuskan untuk tidak singgah di Efesus, karena Paulus buru-buru ingin sampai di Yerusalem pada hari raya Pentakosta.

Tetapi karena Paulus ingin berpamitan untuk terakhir kalinya dengan jemaat di Efesus, ia menyuruh seorang dari Miletus ke Efesus dengan pesan supaya para penatua jemaat Efesus datang menemui Paulus di Miletus.

Sesudah para penatua jemaat Efesus datang ke Miletus, berkatalah Paulus kepada mereka: 

"Kamu tahu, bagaimana aku tetap melayani Tuhan, meskipun aku mengalami banyak pencobaan bahkan mau dibunuh. Hal itu aku lakukan supaya semua orang bertobat dan percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus.

Tetapi sekarang aku mau pergi ke Yerusalem sebagai tawanan Roh. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di sana, selain bahwa Roh Kudus dari kota ke kota telah menyatakan ada penjara dan sengsara yang menunggu aku.

Tetapi aku rela kehilangan nyawaku asal aku bisa menyelesaikan pelayanan untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah. 

Dan sekarang aku tahu, bahwa kamu tidak akan bertemu denganku lagi. Aku menyatakan tugasku sudah selesai karena semua maksud Allah sudah kusampaikan kepadamu. 

Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh jemaat, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri.

Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan mengganggu jemaat. Bahkan dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang yang menarik pengikut dengan ajaran palsu. 

Sebab itu berjaga-jagalah dan ingatlah, bahwa aku tiga tahun lamanya, siang malam, dengan tiada hentinya menasihati kamu dengan mencucurkan air mata. 

Dan sekarang aku menyerahkan kamu kepada Tuhan dan kepada firman kasih karunia-Nya. 

Kamu tahu bahwa aku tidak menuntut harta, aku bekerja untuk memenuhi keperluanku sendiri. Malahan kita harus bekerja dan membantu orang-orang lemah seperti ajaran Tuhan Yesus."

Sesudah mengucapkan kata-kata itu, Paulus berlutut dan berdoa bersama-sama dengan penatua jemaat Efesus. 
Maka menangislah mereka semua sambil memeluk dan mencium Paulus.

Para penatua Efesus sangat sedih karena Paulus mengatakan bahwa mereka tidak akan bertemu lagi. 

Lalu para penatua Efesus mengantar Paulus ke kapal.

#256 Paulus ke Makedonia, Troas, dan Miletus (Kisah Para Rasul 20)

Setelah keributan di Efesus reda, Paulus memanggil murid-murid di Efesus dan menguatkan hati mereka. 

Lalu Paulus berpamitan kepada jemaat Efesus dan berangkat ke wilayah Makedonia.

Paulus menjelajah kota-kota di Makedonia dan dengan banyak nasihat menguatkan hati saudara-saudara di situ.

Lalu tibalah Paulus di daerah Yunani.

Paulus tinggal di daerah Yunani tiga bulan lamanya, paling lama di kota Korintus. Di sana Paulus mengajar dan menguatkan jemaat Korintus dan sempat mengirim surat kepada jemaat di Roma yang mengatakan bahwa Paulus berencana mengunjungi jemaat Roma. 

Sesudah itu, Paulus berencana berlayar langsung menuju Antiokhia di Siria.

Tetapi pada waktu itu orang-orang Yahudi bermaksud membunuh Paulus sehingga Paulus memutuskan untuk kembali lagi melalui Makedonia.

Dalam perjalanannya Paulus disertai oleh perwakilan gereja dari berbagai kota yang ingin bertemu jemaat di Yerusalem. Mereka adalah:
Sopater anak Pirus dari Berea, 
Aristarkhus dan Sekundus dari Tesalonika,
Gayus dari Derbe, 
Timotius, Tikhikus, dan Trofimus dari Asia.

Dari Makedonia, teman-teman seperjalanan Paulus ini berangkat lebih dahulu dan menunggu di Troas, sementara Paulus dan Lukas akan menyusul. 

Sesudah hari raya Roti Tidak Beragi, Paulus dan Lukas berlayar dari Filipi di Makedonia dan empat hari kemudian sampai di Troas. Mereka bertemu dengan teman seperjalanan lain yang sudah tiba lebih dulu. 

Di Troas, Paulus dan teman-temannya tinggal tujuh hari lamanya.

Pada hari pertama dalam minggu itu, ada acara berkumpul untuk memecah-mecahkan roti. Paulus berbicara dengan saudara-saudara di Troas, karena ia bermaksud untuk berangkat pada keesokan harinya. Pembicaraan itu berlangsung sampai tengah malam. Di ruang atas, di mana jemaat berkumpul, dinyalakan banyak lampu. 
Seorang muda bernama Eutikhus duduk di jendela. Karena Paulus amat lama berbicara, Eutikhus tidak dapat menahan kantuknya. Akhirnya Eutikhus tertidur lelap dan jatuh dari tingkat tiga sampai ke bawah. Ketika ia diangkat orang, ia sudah mati. 

Tetapi Paulus turun ke bawah. Paulus merebahkan diri ke atas tubuh Eutikhus lalu mendekapnya. Paulus berkata: "Jangan ribut, sebab ia masih hidup."

Euthikus diantar ke rumahnya dan ia hidup, sehingga semua orang sangat terhibur. 

Setelah kembali di ruang atas, Paulus memecah-mecahkan roti lalu makan. Setelah makan Paulus berbicara sampai fajar menyingsing, lalu ia berangkat dari Troas. 

Paulus mengambil jalan darat ke Asos, sementara teman-temannya sudah berangkat duluan dengan kapal dan bertemu lagi dengan Paulus. Dari Asos Paulus dan teman-temannya berlayar bersama ke Metilene. 

Hari berikutnya Paulus dan teman-temanya berlayar melalui pulau Khios, lalu hari berikutnya melalui pulau Samos, dan hari berikutnya mereka sampai di Miletus.